ICD10 INA DRG PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN. A.18.4. A.30. A.30.1. A.30.5. A.46. A.51. A.54.0. A.54.1.
Dermatitis Atopi Pada anak Definisi Dermatitis AtopikKeluhanFaktor RisikoPemeriksaan FisikPredileksi Dermatitis AtopikPemeriksaan PenunjangDiagnosis KlinisDiagnosis Banding Dermatitis AtopikKomplikasiPenatalaksanaan dan Pengobatan Dermatitis AtopikPemeriksaan Penunjang LanjutanKonseling dan EdukasiRencana Tindak LanjutPrognosisKode ICD X Definisi Dermatitis Atopik Dermatitis Atopik DA adalah peradangan kulit berulang dan kronis dengan disertai gatal. Pada umumnya terjadi selama masa bayi dan anak-anak dan sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum serta riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Sinonim dari penyakit ini adalah eczema atopik, eczema konstitusional, eczema fleksural, neurodermatitis diseminata, prurigo Besnier. Kode ICD 10 Dermatitis Atopik L20 Keluhan Pasien datang dengan keluhan gatal yang bervariasi lokasinya tergantung pada jenis dermatitis atopik lihat klasifikasi. Gejala utama DA adalah pruritus gatal, dapat hilang timbul sepanjang hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari. Akibatnya penderita akan menggaruk. Pasien biasanya mempunyai riwayat juga sering merasa cemas, egois, frustasi, agresif, atau merasa tertekan. Faktor Risiko a. Wanita lebih banyak menderita Dermatitis Atopik dibandingkan pria rasio 1. b. Riwayat atopi pada pasien dan atau keluarga rhinitis alergi, konjungtivitis alergi/vernalis, asma bronkial, dermatitis atopik, dll. c. Faktor lingkungan jumlah keluarga kecil, pendidikan ibu semakin tinggi, penghasilan meningkat, migrasi dari desa ke kota, dan meningkatnya penggunaan antibiotik. d. Riwayat sensitif terhadap wol, bulu kucing, anjing, ayam, burung, dan sejenisnya. Faktor pemicu a. Makanan telur, susu, gandum, kedelai, dan kacang tanah. b. Tungau debu rumah c. Sering mengalami infeksi di saluran napas atas kolonisasi Staphylococus aureus Pemeriksaan Fisik Patognomonis Kulit penderita Dermatitis Atopik a. Perabaan Kering, b. Pucat/redup, c. Jari tangan teraba dingin. d. Terdapat papul, likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi, eksudasi dan krusta pada lokasi predileksi. Predileksi Dermatitis Atopik a. Tipe bayi infantil Dahi, pipi, kulit kepala, leher, pergelangan tangan dan tungkai, serta lutut pada anak yang mulai merangkak Lesi berupa eritema, papul vesikel halus, eksudatif, krusta. b. Tipe anak Lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian dalam, kelopak mata, leher, kadang-kadang di wajah. Lesi berupa papul, sedikit eksudatif, sedikit skuama, likenifikasi, erosi. Kadang-kadang disertai pustul. c. Tipe remaja dan dewasa Lipat siku, lipat lutut, samping leher, dahi, sekitar mata, tangan dan pergelangan tangan, kadang-kadang ditemukan setempat misalnya bibir mulut, bibir kelamin puting susu, atau kulit kepala. Lesi berupa plak papular eritematosa, skuama, likenifikasi, kadangkadang erosi dan eksudasi, terjadi hiperpigmentasi. Berdasarkan derajat keparahan terbagi menjadi Dermatitis Atopik sedang apabila mengenai kurang dari 10-50% luas permukaan kulit. Dermatitis Atopik berat apabila mengenai kurang dari > 50% luas permukaan kulit. Tanpa penyulit umumnya tidak diikuti oleh infeksi sekunder. Dengan penyulit disertai infeksi sekunder atau meluas dan menjadi relekalsitran tidak membaik dengan pengobatan standar. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan IgE serum Diagnosis Klinis Diagnosis Dermatitis Atopik ditegakkan berdasarkan anamnesis dan Pemeriksaan Fisik harus terdiri dari 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor dari kriteria Williams 1994 di bawah ini. Kriteria Mayor Pruritus Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak Dermatitis di fleksura pada dewasa Dermatitis kronis atau berulang Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya Kriteria minor Xerosis. Infeksi kulit khususnya oleh S. aureus atau virus herpes simpleks. Iktiosis/ hiperliniar palmaris/ keratosis piliaris. Pitriasis alba. Dermatitis di papilla mamae. White dermogrhapism dan delayed blanch response. Kelilitis. Lipatan infra orbital Dennie-Morgan. Konjunctivitis berulang. Keratokonus. Katarak subskapsular anterior. Orbita menjadi gelap. Muka pucat atau eritem. Gatal bila berkeringat. Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak. Aksentuasi perifolikular. Hipersensitif terhadap makanan. Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh factor lingkungan dan atau emosi. Tes kulit alergi tipe dadakan positif. Kadar IgE dalam serum meningkat. Mulai muncul pada usia dini. Pada bayi, kriteria Diagnosis Dermatitis Atopik dimodifikasi menjadi 3 kriteria mayor berupa Riwayat atopi pada keluarga. Dermatitis pada muka dan ekstensor. Pruritus. ditambah 3 kriteria minor berupa Xerosis/iktiosis/hiperliniaris palmaris, aksentuasi perifolikular. Fisura di belakang telinga. Skuama di scalp kronis. Diagnosis Banding Dermatitis Atopik Dermatitis seboroik terutama pada bayi, Dermatitis kontak, Dermatitis numularis, Skabies, Iktiosis, Psoriasis terutama di daerah palmoplantar, Sindrom Sezary, Dermatitis herpetiformis. Pada bayi, Diagnosis banding, yaitu Sindrom imunodefisiensi misalnya sindrom Wiskott-Aldrich, Sindrom hiper IgE. Komplikasi Infeksi sekunder Perluasan penyakit eritroderma Penatalaksanaan dan Pengobatan Dermatitis Atopik a. Penatalaksanaan dilakukan dengan modifikasi gaya hidup, yaitu Menemukan faktor risiko Menghindari bahan-bahan yang bersifat iritan termasuk pakaian sepert wol atau bahan sintetik Memakai sabun dengan pH netral dan mengandung pelembab Menjaga kebersihan bahan pakaian Menghindari pemakaian bahan kimia tambahan Membilas badan segera setelah selesai berenang untuk menghindari kontak klorin yang terlalu lama Menghindari stress psikis Menghindari bahan pakaian terlalu tebal, ketat, kotor Pada bayi, menjaga kebersihan di daerah popok, iritasi oleh kencing atau feses, dan hindari pemakaian bahan-bahan medicatedbaby oil Menghindari pembersih yang mengandung antibakteri karena menginduksi resistensi b. Untuk mengatasi keluhan, farmakoterapi diberikan dengan Topikal 2x sehari Pada lesi di kulit kepala, diberikan kortikosteroid topikal, seperti Desonid krim catatan bila tidak tersedia dapat digunakan fluosinolon asetonidkrim selama maksimal 2 minggu. Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan betametason valerat krim atau mometason furoat krim Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal atau sistemik bila lesi meluas. Oral sistemik Antihistamin sedatif yaitu hidroksisin 2 x 1 tablet selama maksimal 2 minggu, atau Loratadine 1×10 mg/ hari atau antihistamin non sedatif lainnya selama maksimal 2 minggu Pemeriksaan Penunjang Lanjutan Pemeriksaan untuk menegakkan atopi, misalnya skin prick test/tes uji tusuk pada kasus dewasa. Konseling dan Edukasi Penyakit bersifat kronis dan berulang sehingga perlu diberi pengertian kepada seluruh anggota keluarga untuk menghindari faktor risiko dan melakukan perawatan kulit secara benar. Memberikan informasi kepada keluarga bahwa prinsip pengobatan adalah menghindari gatal, menekan proses peradangan, dan menjaga hidrasi kulit. Menekankan kepada seluruh anggota keluarga bahwa modifikasi gaya hidup tidak hanya berlaku pada pasien, juga harus menjadi kebiasaan keluarga secara keseluruhan. Rencana Tindak Lanjut Diperlukan pengobatan pemeliharaan setelah fase akut teratasi. Pengobatan pemeliharaan dengan kortikosteroid topikal jangka panjang 1 kali sehari dan penggunaan krim pelembab 2 x sehari, sepanjang waktu. Pengobatan pemeliharaan dapat diberikan selama maksimal 4 minggu. Pemantauan efek samping kortikosteroid. Bila terdapat efek samping, kortikosteroid dihentikan. Prognosis Prognosis pada pasien Dermatitis Atopik umumnya bonam, dapat terkendali dengan pengobatan pemeliharaan. Kode ICD X Kode ICD X Dermatitis Atopik adalah L20
Kode ICD 10 penyakit cacing tambang : B68) Diperkirakan sekitar 576 - 740 juta orang di dunia terinfeksi dengan cacing tambang. Di Indonesia insiden tertinggi ditemukan terutama didaerah pedesaan khususnya perkebunan. Seringkali golongan pekerja perkebunan yang langsung berhubungan dengan tanah, mendapat infeksi lebih dari 70%. Keluhan Skip to content Beranda / Penyakit A-Z / Tinea Corporis Kurap Badan Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, dll Tinea Corporis Kurap Badan Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, dll Tinea corporis adalah istilah medis untuk kurap badan. Ketahui apa itu tinea corporis, gejala, penyebab, dan cara mengatasinya dalam informasi kesehatan Itu Tinea Corporis? Tinea corporis adalah kurap badan akibat infeksi jamur dengan gejala berupa ruam kurap kecil berbentuk cincin atau lingkaran kecil yang gatal. Kurap badan dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, termasuk kulit kepala, telapak tangan atau kaki, dan selangkangan. Kode ICD 10 tinea corporis adalah klasifikasi medis yang terdaftar oleh World Health Organization WHO. ICD-10 adalah adalah buku International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems edisi revisi ke-10 atau Klasifikasi Internasional Penyakit revisi ke-10 KIP/10, yaitu pengkodean semua jenis gejala dan penyakit. Gejala Tinea Corporis Anda dapat melihat gejalanya di kulit dengan jelas, termasuk Ruam melingkar dengan ujung yang agak mengelupas. Keadaan kulit yang terinfeksi tidak sehat. Terasa gatal. Kulit bersisik dan terkelupas. Luka lecet. Mungkin ada sedikit benjolan merah. Bernanah bila sudah semakin parah. Ruam berbentuk cincin yang menyatu atau bertumpuk. Gejala bisa terjadi di bagian tubuh lain, termasuk Punggung Telapak tangan Telapak kaki Lengan Bokong Selangkangan Seseorang bisa mengalami gejala ini sekitar 4 hingga 10 hari setelah kontak dengan jamur penyebab infeksi kurap. Gejala bisa menyebar dan membuat ketidaknyamanan. Kapan Harus ke Dokter? Umumnya, gejala kurap badan tidak parah dan dapat diobati dengan obat antijamur yang dijual bebas. Silakan hubungi dokter bila gejala kurap semakin parah dalam dua minggu setelah perawatan dengan obat biasa. Anda mungkin butuh obat antijamur resep dokter. Penyebab Tinea Corporis Penyebab tinea corporis adalah jamur dan parasit umum yang hidup di sel-sel lapisan kulit terluar. Penularan parasit tersebut terjadi dengan berbagai cara, termasuk Penularan dari manusia ke manusia. Kontak langsung dari kulit ke kulit orang yang terinfeksi kurap badan. Kontak objek. Parasit mungkin menyebar melalui benda dari orang yang terinfeksi, seperti pakaian, handuk, sprei, bantal, topi, selimut, helm, atau sisir yang digunakan bersama. Penularan dari hewan ke manusia. Penularan kurap dari parasit pada hewan seperti anjing, kucing, atau sapi. Berikut ini beberapa spesies atau jenis parasit yang menyebabkan tinea corporis . Trichophyton tonsurans kontak kulit ke kulit. Microsporum canis parasit dari hewan seperti kucing dan anjing ke manusia. Trichophyton verrucosum parasit dari sapi. Jamur dermatofita dari genera Trichophyton dan Microsporum. Trichophyton equinum parasit dari kuda. Trichophyton erinacei parasit dari landak. Spesies antropofilik T. rubrum. Parasit tersebut akan berkembang di lingkungan yang lembap dan hangat. Masa inkubasi adalah 1–3 minggu dan menginfeksi kulit. Faktor Risiko Tinea Corporis Berikut ini beberapa golongan orang yang rentan mengalami kurap badan Pernah menderita kurap sebelumnya. Penularan kurap dari anggota keluarga lain. Anak kecil yang sering bermain dan belum sadar kebersihan diri. Menggunakan kamar mandi, ruang ganti, alat tidur, atau pakaian bersamaan. Hidup di ruangan yang lembap, kotor, dan panas. Melakukan olahraga dengan kontak kulit ke kulit secara langsung. Menggunakan pakaian ketat. Keringat berlebihan. Memiliki daya tahan tubuh lemah. Melakukan kontak dengan orang atau hewan yang terinfeksi. Diagnosis Tinea Corporis Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan diagnosis hanya dengan melihat keadaan kulit yang terinfeksi. Ruam kulit yang khas akan memudahkan dokter menegakkan diagnosis Tinea Corporis, yaitu ruam kulit berupa bulat kemerahan dengan batas tegas. Dokter mungkin menggunakan kulit yang terkelupas untuk sampel dan pemeriksaan lebih lanjut. Cara Mengatasi Tinea Corporis Kurap badan sangat menular, namun tidak berbahaya. Obat antifungal bebas atau over-the-counter OTC bisa mengobati gejala kurap. Obat antifungal biasanya tersedia dalam bentuk topikal yaitu bubuk, krim, atau salep. Gunakan obat antifungi yang mengandung Clotrimazole Miconazole Terbinafine Tolnaftate Apabila obat OTC antifungal tidak berfungsi, silakan hubungi dokter. Dokter mungkin memberi resep obat antifungal dengan kandungan dan dosis yang lebih tinggi. Komplikasi Tinea Corporis Kurap badan adalah masalah kulit ringan yang jarang menyebabkan komplikasi serius. Orang dengan jenis kulit sensitif mungkin akan mengalami gejala iritasi kulit yang lebih parah atau komplikasi infeksi jamur dan infeksi bakteri kulit di waktu yang sama. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, infeksi kurap mungkin menyebar hingga ke lapisan kulit yang lebih dalam, misalnya pada orang dengan sistem imun lemah atau pasien HIV/AIDS. Cara Mencegah Tinea Corporis Hindari penularan kurap dengan beberapa cara, termasuk Bila memiliki hewan peliharaan, mohon rawat dengan baik dan pastikan hewan sehat sehingga tidak menyebarkan infeksi apa pun ke manusia. Jangan berbagi barang-barang pribadi, termasuk baju, topi, sisir, selimut, dll. Anda harus mencucinya dengan bersih setelah digunakan orang lain. Keringkan kulit dengan benar setelah mandi. Gunakan pakaian berbahan katun atau bahan yang adem agar tidak memerangkap keringat dan bakteri. Bila Anda terinfeksi kurap, jalani pola hidup sehat dan bersih serta batasi diri agar tidak menular ke orang lain. Jangan menggaruk area kulit yang terinfeksi. Mandi, bersihkan area lipatan tubuh, dan ganti pakaian bersih secara rutin. Itulah pembahasan tentang apa itu tinea corporis. Tinea corporis adalah kurap badan yang sangat menular namun tidak berbahaya. Gejala kurap menimbulkan penampilan kulit yang kurang menyenangkan dan Anda bisa mengatasinya dengan krim antijamur biasa. AAPC. 2020. ICD-10-CM Code for Tinea corporis. Diakses pada 10 Februari 2021. Cafasso, Jacquelyn. 2019. Ringworm of the Body Tinea Corporis. Diakses pada 10 Februari 2021. Mayo Clinic. 2019. Ringworm body. Diakses pada 10 Februari 2021. DokterSehat © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi

KodeICD 10 Dermatitis. Nah, untuk kode ICD 10 atau kode BPJS dari penyakit kulit ini nantinya akan berbeda satu sama lain. Di setiap jenis dermatitis akan memiliki kode ICD yang berbeda kode ICD 10 nya. Berikut kode tersebut:

SaveSave Icd 10 Kulit For Later. 100% 100% found this document useful, Mark this document as useful. 0% 0% found this document not useful, Mark this document as not useful. Embed. Share. Kode Icd 10 Gigi&Mulut. AgustinusSimanjuntak. ICD 9 10 THT. listianiayu. Kode ICD 9. rofiq_arthana. 9. Development Geography and Spatial Inequality
KodeICD 10 - Bagi anda yang bekerja di pukesmas ataupun rumah sakit sudah tidak asing mendengar istilah kode diagnosa, Infeksi kulit dan jaringan subkutan: L 00 - L 08: 962: Infeksi lainnya yang terutama ditularkan melalui hubungan seksual: A 57 - A 64: 963: infeksi luka oprasi (ILO) T81.4: 964:
ICD10 BAHASA INDONESIA SERING MUNCUL Trepenoma palidum 122 Infeksi kontak kulit karena alergi 123 Infeksi kronis pada salpinx dan oophoritis 124 Infeksi kulit 125 Infeksi kulit akibat jamur candida albicans 126 Infeksi kulit akibat jamur mikosis 127 Infeksi kulit akut;kemerahan disebabkan streptokokus 128 Infeksi kulit alergi 129 Infeksi
A00A79 - infeksi bakteri dan penyakit infeksi usus lainnya, dan PMS (A00-A09) Penyakit infeksi usus Kolera demam Tifus dan Paratipus Tifus. Infeksi dikarenakan oleh Salmonella typhi (S typhi) kuman penyebab demam tifoid Demam paratipus A Demam paratipus B

Kode Diagnosa: A06.4: Abses hati amuba: A06.5: Abses paru amuba: A06.6: Abses otak amuba: A54.0: Infeksi gonokokal saluran genitourinari rendah tanpa periurethral atau aksesori kelenjar abses: A54.1: Infeksi gonokokal saluran genitourinari rendah dengan periurethral & aksesori kelenjar abses: B43.1: Abses otak Phaeomycotic: B43.2: Subkutan phaeomycotic abses & kista: D73.3

enNRc.
  • eqyv7bywqh.pages.dev/264
  • eqyv7bywqh.pages.dev/215
  • eqyv7bywqh.pages.dev/378
  • eqyv7bywqh.pages.dev/343
  • eqyv7bywqh.pages.dev/415
  • eqyv7bywqh.pages.dev/431
  • eqyv7bywqh.pages.dev/266
  • eqyv7bywqh.pages.dev/482
  • kode icd 10 infeksi kulit